Saturday, October 07, 2017

Begini nih .. Metoda Penitipan Anak Paud (Hoikuen) di Jepang

Undokai, perayaan olahraga tahunan

Saat tinggal di Jepang, kami sebagai sebuah keluarga kecil dihadapkan dengan kebutuhan hidup yang sangat mahal. Tokyo adalah kota dengan tingkat kebutuhan hidup termahal di dunia, disamping New York dan Osaka. Karenanya kami berdua harus bekerja. Tentu hal ini juga berimbas kepada anak-anak kami yang masih kecil-kecil (keduanya masih di bawah lima tahun). Karenanya kami mau tidak mau harus menitipkan mereka di hoikuen atau Paud kalo di Indonesia.

Harus mendaftar 6 bulan sebelumnya

Untuk penitipan di hoikuen, setiap anak mesti didaftarkan lebih dahulu. Penting diingat, pendaftaran harus dilakukan 6 bulan sebelumnya. Biasanya ini diumumkan oleh pemerintah setempat, misalnya untuk masuk bulan April, maka akan diumumkan pada bulan Oktober. Pendaftarannya sangatlah dimudahkan. Semua jenis administrasi dilakukan secara tersentral di kantor pemerintahan di daerah kami, yakni Machiya City Ward Office. Langsung membawa berkas yang dibutuhkan dan didaftarkan ke bagian pengelolaan anak-anak. Prosesnya tidak berbelit-belit. Cukup dengan mengisi form yang telah ada, dan daftarkan sesuai dengan tanggal pendaftaran yang sudah ditentukan. Sesimpel itu. Tinggal menunggu surat pemberitahuan resmi dari ward office yang dikirimkan lewat pos.

Catatan penting, kalau anak yang dibolehkan untuk mendaftar adalah jika kedua orang tuanya bekerja. Alasannya karena keterbatasan kapasitas. Jadi kedua orang tua harus melampirkan keterangan dari tempat bekerja bahwa mereka bekerja dari pagi hingga sore.

Setelah pemberitahuan diterima kita bisa mempersiapkan kebutuhan dari anak kita di hoikuen. Perbedaan umur dan musim berpengaruh pada jenis kebutuhan anak.

Kebutuhan dasar yang harus disediakan setiap hari seperti berikut ini:
Tas, pouch untuk surat, baju ganti beberapa stel, sepatu untuk outdoor, wabaki (sepatu indoor), set futon, tas kain, sapu tangan. Sedangkan untuk kebutuhan sesuai musim akan diberitahukan setiap akan pergantian musim. Misalnya musim panas akan membutuhkan mizugi (pakaian renang) dan tidak perlu bawa selimut/ futon lagi setiap hari, cukup sprei saja.

Mengantar jemput anak

Anggota keluarga yang akan mengantar dan menjemput anak haruslah diberitahukan kepada pihak Hoikuen. Penerimaan anak oleh pihak hoikuen, bagi orangtuanya yang harus berangkat kerja lebih awal dimulai pukul 07.00. Tentu saja konsekuensinya ada biaya tambahan yang dihitung per jam. Sedangkan untuk orangtuanya yang mendapat sokongan hidup dari pemerintah seperti kami (isteri mendapat beasiswa Monbusho), tidak perlu membayar, tetapi baru boleh menitipkan dimulai pada pukul 08.00. Perihal antar jemput harus on time, tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat. Toleransi keterlambatan biasanya 15 menit. Orang tua yang terlalu lambat menjemput harus memberitahukan terlebih dahulu ke hoikuen lewat telepon. Tentu mereka harus bayar tambahan per jamnya.   

Setiap minggunya akan ada dua kali pergantian set futon (alas dan selimut). Akan lebih sering kalau anaknya sering ngompol dan baru belajar pake pantsu (celana dalam). Sering terjadi kalau anak masih berumur 4-5 tahun. Biasanya saat akhir minggu, bak depan sepeda saya akan penuh dengan berbagai cucian kotor dari hoikuen.. 

Begitu sampai di pintu utama, baik anak maupun orang tua harus melepas sepatu. Anak harus meletakkan sepatunya di rak sepatu yang sudah tersedia. Kemudian anak bisa langsung diserahkan kepada sensei-nya yang bertugas hari itu. Anak-anak diasuh/dididik sesuai dengan umurnya, dimana umur anak titipan adalah 6 bulan hingga 6 tahun. Setelah serah terima barulah si orang tua bisa melesat mengejar waktu ke tempat kerjanya, hehehe. Habis itu memang biasanya saya terbirit-birit dengan kecepatan tinggi memacu sepeda bridgestone full kursi boncengan khusus anak menuju Stasiun Machiya. 

Sorenya, dengan kondisi yang sama, saya terbirit-birit lagi berlari dan memacu sepeda menuju hoikuen menjemput si kecil. Dengan waktu jemput yang kibishi, saya sampai di sana sudah ngos-ngosan. Biasanya si sensei saat penjemputan, sensei akan menjelaskan kondisi si anak secara singkat, ngapain aja tadi seharian. Dan juga akan memberikan tegami (surat) pemberitahuan jika ada. Kalo sama orang asing kaya saya yang ngga lancar ngomongnya, mereka akan berusaha keras menjelaskan dengan kalimat sesederhananya. Kalau sudah selesai tinggal mengucapkan sayonara.


Kondisi Khusus

Saat hujan, kita perlu mempersiapkan perlindungan khusus anak. Jas hujan, payung kecil dan sepatu botnya. Itu sudah umum di Jepang. Saat anak sampai di Hoikuen, sudah disediakan tempat khusus untuk payung dan jas hujan. Memang prepare banget. Jadi tidak bakalan becek kalau masuk ke dalam ruangan.  


Perayaan

Setiap tahun akan ada beberapa perayaan bagi anak-anak. Misalnya komodo no hi (perayaan anak laki-laki), hina no hi (perayaan anak perempuan), hanami (perayaan menikmati sakura), omatsuri (perayaan musim panas), hari olahraga (undokai), penampilan sandiwara, dsb. 


Penampilan operet oleh siswa hoikuen

Untuk omatsuri, pihak hoikuen biasanya akan mengadakan berbagai permainan khusus anak-anak. Permainan-permainan itu akan menyediakan berbagai hadiah yang tentunya sangat disukai anak-anak. Setting acara dibuat seperti pasar malam dalam kemasan anak-anak. Atensi terhadap acara ini sangatlah tinggi walaupun anak-anak yang ikut belum tentu dididik di hoikuen tersebut. Tapi mereka diperbolehkan dengan syarat boleh ikut pada waktu yang sudah ditentukan. 


Omatsuri, perayaan musim panas khusus anak-anak di hoikuen. Gratis..

Sedangkan untuk hari olahraga (undokai) yang selalu diselenggarakan sekali dalam setahun, semua anak akan berpakaian olahraga berwarna putih. Disediakan berbagai event olahraga yang disesuaikan dengan umur masing-masing anak. Bocah berumur 6 bulan pun, dapat porsi yang sesuai. Misalnya ada lomba merangkak. Semakin tinggi umurnya maka level olahraga juga makin ditingkatkan. Anak yang umurnya 6 tahun juga menampilkan tarian khas jepang sebagai tarian penyemangat acara ini. Oya, orang tua biasanya akan diperbolehkan oleh pihak perusahaan untuk mendampingi anak-anaknya pada hari undokai. Begitu besarnya perhatian pemerintah kepada anak-anak.


Graduasi / Kelulusan

Walaupun bukan yoichien (Taman kanak-kanak), anak-anak hoikuen juga dididik sebagaimana anak tk. Mereka juga mempunyai hari wisuda. Sebelum di wisuda, para orang tua akan sibuk mencari pakaian wisuda. Buat anak cewek, baju wisuda kawaii, dan buat cowok seragam mungil. Pakaian ini hanyalah sekali pakai. Mungkin selanjutnya bisa dilungsurkan ke adik si anak atau dijual ke toko barang bekas. 

Kelulusan tentu saja dihadiri oleh orang tua. Disini anak akan mengucapkan terima kasih kepada orang tua masing-masing dan juga cita-citanya. Ruangan dipenuhi isak tangis, karena karakter orang jepang yang memang mudah terbawa perasaan. 

























0 Komentar:

Post a Comment

Mohon Maaf, saya terpaksa membatasi komen di laman saya hanya untuk yang memiliki akun google, berhubung ada yang suka nge-spam di blog ini. Harap dimaklumi..

Created By Sora Templates