Thursday, October 19, 2017

Senangnya Punya Sepeda di Jepang

Sepeda seperti ini sudah biasa digunakan di Jepang 

Kalau sudah mempunyai anak usia balita hingga TK di Jepang, sudah suatu keharusan kita mempunyai sebuah sepeda. Kenapa? Ada banyak alasan ..

Alasan utama, sudah tentu kita tidak mungkin menggendong si anak kemanapun karena dia akan semakin besar dan berat. Dan dia juga akan merasa kurang nyaman digendong terus. Tapi kalau dibiarkan jalan kaki, tentu juga repot. Selain lambat, risiko tersandung juga besar. 

Pemerintah Jepang sangat mendukung transportasi jenis sepeda. Ini alasan kedua. Sepeda punya tempat istimewa di jalanan Jepang. Sepeda bisa dikendarai di jalan raya tapi juga bisa di trotoar. Kecepatan sepeda tentu saja lebih cepat daripada berjalan kaki. Karenanya pengendara harus lebih toleran kepada pejalan kaki.

Sepeda di Jepang bisa dilengkapi dengan kursi khusus anak di bagian depan maupun belakang. Selain itu juga ada tambahan pelindung plastik khusus untuk musim hujan. Untuk menambahkan kursi boncengan anak, bisa dibeli di toko sepeda resmi. Untuk boncengan depan harganya sekitar 12 ribu yen. 

Sepeda pertama kami sewaktu di Jepang dibeli dari orang Nepal yang sudah mau pulang ke negaranya. Saya menemukan posting iklannya di website terkenal Craiglist.co.jp. Sebagai info, craiglist merupakan jembatan sangat penting bagi gaijin (orang asing) di tokyo khususnya untuk menemukan barang-barang bekas pakai tetapi tetap terawat dan bermutu. Barang-barang tersebut ada yang bisa dibeli atau malah gratis. Saya banyak menemukan banyak barang gratis lewat website ini, mulai dari boneka, hape hingga mesin cuci, kulkas dan perabot. all free. Tapi kalo sepeda gratis dan bagus memang susah nyarinya. Tapi akhirnya kepincut juga sama sepeda Bridgestone dengan tempat duduk anak di belakang seharga 14.000 yen. Lumayanlah, soalnya kalo barunya aja bisa diatas 15 ribuan, tanpa kursi anak.

Cuma kurang beruntungnya saya kalo buat ngambil barangnya jauh banget dari apato. Kalo naik kereta sekitar 45 menit, ganti kereta 2 kali, turun di stasiun kecil sekitar 2 kilometer dari stasiun Ikebukuro. Setelah transaksi dan mencek kondisi, saya bisa membawa sang sepeda pulang. Cuma jalannya itu lho, jauuuh banget. Tapi demi anak, tetap harus dijalani.

Perjalanan dimulai, melewati kawasan perumahan apato, pusat kota, perkantoran, melintasi jembatan kereta yang panjang, jalan kecil mendaki dan turunan yang panjang sekali rutenya. Ditemani tablet, Alhamdulillah dengan guide GPS nya, saya bisa menemukan jalan pulang. Perjalanan selama dua jam semakin membantu saya mengenali kota Tokyo. Kota ini bener-bener nyaman untuk dijelajahi, jauh berbeda dengan kota-kota besar di ... maaf tidak menyebutkan merk.

Nah, setelah kita memiliki sepeda, kita harus alih register atau alih nama di toko sepeda terdekat. Dan tentunya mulai membiasakan diri menjelajah dengan menggunakan kendaraan ini di jalanan Tokyo.

  

Saturday, October 07, 2017

Begini nih .. Metoda Penitipan Anak Paud (Hoikuen) di Jepang

Undokai, perayaan olahraga tahunan

Saat tinggal di Jepang, kami sebagai sebuah keluarga kecil dihadapkan dengan kebutuhan hidup yang sangat mahal. Tokyo adalah kota dengan tingkat kebutuhan hidup termahal di dunia, disamping New York dan Osaka. Karenanya kami berdua harus bekerja. Tentu hal ini juga berimbas kepada anak-anak kami yang masih kecil-kecil (keduanya masih di bawah lima tahun). Karenanya kami mau tidak mau harus menitipkan mereka di hoikuen atau Paud kalo di Indonesia.

Harus mendaftar 6 bulan sebelumnya

Untuk penitipan di hoikuen, setiap anak mesti didaftarkan lebih dahulu. Penting diingat, pendaftaran harus dilakukan 6 bulan sebelumnya. Biasanya ini diumumkan oleh pemerintah setempat, misalnya untuk masuk bulan April, maka akan diumumkan pada bulan Oktober. Pendaftarannya sangatlah dimudahkan. Semua jenis administrasi dilakukan secara tersentral di kantor pemerintahan di daerah kami, yakni Machiya City Ward Office. Langsung membawa berkas yang dibutuhkan dan didaftarkan ke bagian pengelolaan anak-anak. Prosesnya tidak berbelit-belit. Cukup dengan mengisi form yang telah ada, dan daftarkan sesuai dengan tanggal pendaftaran yang sudah ditentukan. Sesimpel itu. Tinggal menunggu surat pemberitahuan resmi dari ward office yang dikirimkan lewat pos.

Catatan penting, kalau anak yang dibolehkan untuk mendaftar adalah jika kedua orang tuanya bekerja. Alasannya karena keterbatasan kapasitas. Jadi kedua orang tua harus melampirkan keterangan dari tempat bekerja bahwa mereka bekerja dari pagi hingga sore.

Setelah pemberitahuan diterima kita bisa mempersiapkan kebutuhan dari anak kita di hoikuen. Perbedaan umur dan musim berpengaruh pada jenis kebutuhan anak.

Kebutuhan dasar yang harus disediakan setiap hari seperti berikut ini:
Tas, pouch untuk surat, baju ganti beberapa stel, sepatu untuk outdoor, wabaki (sepatu indoor), set futon, tas kain, sapu tangan. Sedangkan untuk kebutuhan sesuai musim akan diberitahukan setiap akan pergantian musim. Misalnya musim panas akan membutuhkan mizugi (pakaian renang) dan tidak perlu bawa selimut/ futon lagi setiap hari, cukup sprei saja.

Mengantar jemput anak

Anggota keluarga yang akan mengantar dan menjemput anak haruslah diberitahukan kepada pihak Hoikuen. Penerimaan anak oleh pihak hoikuen, bagi orangtuanya yang harus berangkat kerja lebih awal dimulai pukul 07.00. Tentu saja konsekuensinya ada biaya tambahan yang dihitung per jam. Sedangkan untuk orangtuanya yang mendapat sokongan hidup dari pemerintah seperti kami (isteri mendapat beasiswa Monbusho), tidak perlu membayar, tetapi baru boleh menitipkan dimulai pada pukul 08.00. Perihal antar jemput harus on time, tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat. Toleransi keterlambatan biasanya 15 menit. Orang tua yang terlalu lambat menjemput harus memberitahukan terlebih dahulu ke hoikuen lewat telepon. Tentu mereka harus bayar tambahan per jamnya.   

Setiap minggunya akan ada dua kali pergantian set futon (alas dan selimut). Akan lebih sering kalau anaknya sering ngompol dan baru belajar pake pantsu (celana dalam). Sering terjadi kalau anak masih berumur 4-5 tahun. Biasanya saat akhir minggu, bak depan sepeda saya akan penuh dengan berbagai cucian kotor dari hoikuen.. 

Begitu sampai di pintu utama, baik anak maupun orang tua harus melepas sepatu. Anak harus meletakkan sepatunya di rak sepatu yang sudah tersedia. Kemudian anak bisa langsung diserahkan kepada sensei-nya yang bertugas hari itu. Anak-anak diasuh/dididik sesuai dengan umurnya, dimana umur anak titipan adalah 6 bulan hingga 6 tahun. Setelah serah terima barulah si orang tua bisa melesat mengejar waktu ke tempat kerjanya, hehehe. Habis itu memang biasanya saya terbirit-birit dengan kecepatan tinggi memacu sepeda bridgestone full kursi boncengan khusus anak menuju Stasiun Machiya. 

Sorenya, dengan kondisi yang sama, saya terbirit-birit lagi berlari dan memacu sepeda menuju hoikuen menjemput si kecil. Dengan waktu jemput yang kibishi, saya sampai di sana sudah ngos-ngosan. Biasanya si sensei saat penjemputan, sensei akan menjelaskan kondisi si anak secara singkat, ngapain aja tadi seharian. Dan juga akan memberikan tegami (surat) pemberitahuan jika ada. Kalo sama orang asing kaya saya yang ngga lancar ngomongnya, mereka akan berusaha keras menjelaskan dengan kalimat sesederhananya. Kalau sudah selesai tinggal mengucapkan sayonara.


Kondisi Khusus

Saat hujan, kita perlu mempersiapkan perlindungan khusus anak. Jas hujan, payung kecil dan sepatu botnya. Itu sudah umum di Jepang. Saat anak sampai di Hoikuen, sudah disediakan tempat khusus untuk payung dan jas hujan. Memang prepare banget. Jadi tidak bakalan becek kalau masuk ke dalam ruangan.  


Perayaan

Setiap tahun akan ada beberapa perayaan bagi anak-anak. Misalnya komodo no hi (perayaan anak laki-laki), hina no hi (perayaan anak perempuan), hanami (perayaan menikmati sakura), omatsuri (perayaan musim panas), hari olahraga (undokai), penampilan sandiwara, dsb. 


Penampilan operet oleh siswa hoikuen

Untuk omatsuri, pihak hoikuen biasanya akan mengadakan berbagai permainan khusus anak-anak. Permainan-permainan itu akan menyediakan berbagai hadiah yang tentunya sangat disukai anak-anak. Setting acara dibuat seperti pasar malam dalam kemasan anak-anak. Atensi terhadap acara ini sangatlah tinggi walaupun anak-anak yang ikut belum tentu dididik di hoikuen tersebut. Tapi mereka diperbolehkan dengan syarat boleh ikut pada waktu yang sudah ditentukan. 


Omatsuri, perayaan musim panas khusus anak-anak di hoikuen. Gratis..

Sedangkan untuk hari olahraga (undokai) yang selalu diselenggarakan sekali dalam setahun, semua anak akan berpakaian olahraga berwarna putih. Disediakan berbagai event olahraga yang disesuaikan dengan umur masing-masing anak. Bocah berumur 6 bulan pun, dapat porsi yang sesuai. Misalnya ada lomba merangkak. Semakin tinggi umurnya maka level olahraga juga makin ditingkatkan. Anak yang umurnya 6 tahun juga menampilkan tarian khas jepang sebagai tarian penyemangat acara ini. Oya, orang tua biasanya akan diperbolehkan oleh pihak perusahaan untuk mendampingi anak-anaknya pada hari undokai. Begitu besarnya perhatian pemerintah kepada anak-anak.


Graduasi / Kelulusan

Walaupun bukan yoichien (Taman kanak-kanak), anak-anak hoikuen juga dididik sebagaimana anak tk. Mereka juga mempunyai hari wisuda. Sebelum di wisuda, para orang tua akan sibuk mencari pakaian wisuda. Buat anak cewek, baju wisuda kawaii, dan buat cowok seragam mungil. Pakaian ini hanyalah sekali pakai. Mungkin selanjutnya bisa dilungsurkan ke adik si anak atau dijual ke toko barang bekas. 

Kelulusan tentu saja dihadiri oleh orang tua. Disini anak akan mengucapkan terima kasih kepada orang tua masing-masing dan juga cita-citanya. Ruangan dipenuhi isak tangis, karena karakter orang jepang yang memang mudah terbawa perasaan. 

























Sunday, October 01, 2017

Antara Bencana dan Maksiat !


Penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui bahwa Hubungan antara Bencana dan maksiat itu erat sekali. Bencana besar yang kita saksikan hingga hari ini terjadi lebih karena maksiat dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Walaupun bisa diterangkan secara ilmiah, tetapi itu sudah merupakan ketetapan Allah seperti telah diterangkan dalam Al Quran, Allah SWT berfirman : 

Surat An Nisa :79 : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

Surat Al An'am :63 : Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari BENCANA di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (BENCANA) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur".

Surat Al A'raf :168 : Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (BENCANA) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Surat Yunus :23 : Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (BENCANA) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah keni′matan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Surat An Nahl :45 : Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari BENCANA) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Menurut rumus populernya, Risiko Bencana terjadi karena adanya faktor Bahaya (H/Hazard), Kapasitas (C/Capacity) dan Kerentanan (V/Vulnarability) sebagaimana rumus berikut:



Kemungkinan Bencana akan menjadi tinggi kemungkinan terjadi jika Tingkat bahaya tinggi, kerentanan tinggi dan kapasitas rendah. Kemaksiatan sendiri memegang peran dalam meningkatkan nilai H (Bahaya). Semakin banyak kemaksiatan terjadi, maka bencana akan semakin berpeluang terjadi. Apalagi kalau sekiranya maksiat terkesan diabaikan. Misalnya jika perzinaan terjadi, yang terkena dampak adalah 40 rumah ke masing-masing empat penjuru mata angin. Bayangkan jika ini terjadi berulang-ulang.

Kota Padang adalah daerah sebagai contoh terbaik.

Setelah era reformasi, arus informasi menjadi sangatlah lancar. Setiap kejadian bencana bisa diketahui secara cepat. Pada saat pemerintahan SBY, terjadi bencana besar gempabumi dan tsunami di Aceh. Kemudian berturut-turut bencana lainnya di berbagai daerah. Sudah rahasia umum kalau terjadi kemaksiatan parah di barat aceh dan pertumpahdarahan pada saat DOM (Daerah Operasi Militer) di negeri Serambi Mekah ini. Kejadian tsunami terlihat seperti pembersihan secara total dan masif terhadap kekotoran yang dilakukan manusia di sana.

Antara 2002 hingga 2012, Kota Padang sendiri dipimpin oleh walikota yang bisa dikatakan kurang amanah terhadap rakyatnya. Di sepanjang pantai mulai dari Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan, Padang Barat, Padang Utara hingga Koto Tangah, kemaksiatan seperti dibiarkan. Kadang sekali-sekali terjadi razia tapi tidak berefek. Kemaksiatan berjalan terus. Semua orang tahu mengenai tenda ceper, pondok bukit lampu, pantai pasir jambak yang menjadi populer di kalangan anak muda. Malah sampai ada istilah Asmara Subuh di bulan Ramadhan, Nauzubillah. 

Di samping itu, acara orgen tunggal terutama saat ada hajatan pernikahan yang seringnya diisi acara joged dengan wanita-wanita berpakaian minim, mabuk-mabukan, judi, menjadi seperti kebiasaan. Tidak hanya di Padang, kondisi ini juga ditemui di wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman. Miris memang di nagari yang seharusnya memegang prinsip "Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah". 

Puncak kondisi ini terjadi pada tahun 2009. Gempa besar 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat, dengan episenter di barat Padang Pariaman. Korban berjatuhan lebih dari 1000 jiwa. Korban terbanyak adalah di Kota Padang. Karena banyaknya gedung rubuh saat puncak aktifitas di sore hari. 

bersambung...






















Persiapan Khusus Menghadapi Berbagai Bencana Populer Indonesia : Tsunami


Bencana yang dimiliki Indonesia itu berdasarkan Undang-Undang No.24 tentang Penanggulangan Bencana itu ada dua belas macam bencana. Kita tidak akan bahas semua untuk topik ini, cukup yang populer saja yaitu, gempa, tsunami, banjir, gunung berapi, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, tanah longsor dan kekeringan. Sebagaimana yang pernah saya bahas sebelumnya di artikel: 
dimana setiap bencana akan memiliki persiapan yang berbeda pula. Baiklah kita akan bahas satu-satu. Tapi sebelumnya silakan tonton dulu video yang sudah saya persiapkan bagi kita semua yang diproduksi tahun 2016 lewat.


Bencana Tsunami
Karena ini adalah bencana yang mengharuskan kita yang berada di daerah rawan dekat pantai untuk mengungsi, maka persiapannya akan lebih banyak.

a. Persiapan pribadi, bagi yang masih single  

1. Tas siaga bencana dengan semua kelengkapan untuk kebutuhan pribadi. Ada sedikit tambahan kelengkapan yaitu: 

  • ponsel/tablet karena pentingnya informasi secara online atau medsos untuk memantau perkembangan
  • powerbank berkapasitas besar (usahakan yang slim, mahal dikit ngga apa-apa), 
  • sepeda, karena lebih cepat daripada jalan kaki dan lebih ringan daripada motor. usahakan yang bannya tubeless.
  • sepatu kets/casual
2. Tempat evakuasi terdekat dan jalur evakuasi tercepat. Buatlah perkiraan berapa jarak yang ditempuh, dan kemungkinan halangan dan bahaya yang mungkin ada jika harus mengungsi.


b. Persiapan Keluarga, bagi keluarga dalam satu rumah

1. Tas siaga bencana, khusus dengan kelengkapan dan kebutuhan masing-masing. Jumlah tas disesuaikan dengan kebutuhan/bawaan masing-masing. Perhatikan bagi anggota yang berkebutuhan khusus: bayi, orang tua, orang sakit, ibu hamil dan cacat. Bagi yang mempunyai peliharaan, perlu dipersiapkan kebutuhan hewan tersebut.

2. Buatlah perencanaan keluarga jika bencana tsunami akan datang. Misalnya Jika bapak bekerja, ibu ke pasar, anak ke sekolah, nenek di rumah. Jika bencana tsunami akan terjadi, kemana sebaiknya masing-masing anggota keluarga harus pergi. Buatlah dalam bentuk tabel. Contoh tabel sudah saya bahas pada artikel: 
leaflet kesiapsiagaan bencana tsunami 

3. Sebaiknya latihan bersama-sama keluarga ke tempat evakuasi terdekat. 

4. Selalu update perkembangan terkini potensi bencana tsunami dari BPBD setempat.

5. Yang paling penting, selalu rajin beribadah dan menjauhi maksiat. Perlu diingat bahwa bencana terjadi karena manusia itu sendiri yang mengundangnya melalui perbuatan maksiat. Ramaikanlah tempat ibadah dan bersama-sama warga lainnya untuk menjaga lingkungan setempat dari perbuatan maksiat. 
Poin ini akan saya bahas di artikel khusus: Penting ! Hubungan Khusus Bencana dan Maksiat !



Created By Sora Templates