Kutemui Engkau Ya Allah Dalam Sujudku..
Ini adalah kisah nyata sekitar tahun 2002 yang dialami oleh salah satu saudara seiman yang kukenal..
Beliau sudah kuanggap sebagai kakak walaupun kami tidak ada ikatan pertalian darah. Akan tetapi iman di dada inilah membentuk ikatan diantara kami yang sepengajian. Ya, Bang Pul adalah salah seorang saudara kami dalam menuntut ilmu agama di salah satu mushala di Kota kami. Beliau mempunyai pribadi yang sangat peduli kepada saudaranya yang lain. Walaupun hidupnya sangat sederhana tetapi selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik seperti yang diperintahkan agama.
Tutur katanya yang lembut menjadikannya sebagai sangat dihormati disamping ketajaman pemikirannya. Walaupun pendidikannya hanya selepas SMA, beliau mampu memberikan analisis yang tajam terhadap setiap permasalahan yang dikemukakan. Sangat cepat menghafal ilmu yang diberikan guru kami dan tidak pelit atas ilmunya. Bang Pul juga sangat rajin ibadah. Sangat benci meninggalkan ibadah wajib dan sangat suka mengerjakan yang sunat. Juga sangat suka melakukan shalat malam. Bang Pul adalah salah satu kesayangan guru kami.
Bang Pul tinggal di kontrakan rumah petak yang tidak terlalu besar dan sederhana. Bersama-sama dengan isteri dan anaknya yang masih SD yang sangat mencintainya. Dengan pekerjaannya sebagai tukang, beliau masih bisa membahagiakan keluarga walau pas-pasan. Yang paling penting kewajibannya baik terhadap Allah dan keluarga dapat dilaksanakan dengan baik.
Malang tak dapat ditolak.. Beliau didiagnosa dokter menderita kebocoran klep jantung sehingga bisa membahayakan jiwa. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit yang menghabiskan biaya yang tidak sedikit, Bang Pul akhirnya dibawa pulang. Selanjutnya beliau menjalani pengobatan sesuai kemampuan keluarganya. Beliau juga mencoba berobat cara kampung karena keterbatasan biaya. Saudara-saudara sepengajian juga turut mengulurkan tangan agar beban tersebut bisa berkurang.
Allah memang berkehendak lain. Dia ternyata sangat mencintai hambanya yang zuhud. Selang beberapa bulan setelah itu, Yang Maha Pengasih dan Penyayang memanggilnya. Malam itu Bang Pul melakukan shalat tahajud terakhirnya. Sepertinya beliau sudah mengetahui bahwa itulah waktunya beliau berangkat. Dan tepat di dalam sujudnya, malaikat Izrail menjemput dan membawanya menghadap Yang Maha Kuasa. Sebuah hal yang sangat diidam-idamkan oleh orang-orang shaleh. Meninggal secara husnul khatimah. Ya Allah, terimalah dan tempatkanlah Bang Pul di tempat terbaik di sisi-Mu Ya Rabbi.
Dan aku berharap di akhir hayatku, Semoga Allah juga menjadikanku bisa menghadap-Nya seperti itu nantinya..
Penulis.
Beliau sudah kuanggap sebagai kakak walaupun kami tidak ada ikatan pertalian darah. Akan tetapi iman di dada inilah membentuk ikatan diantara kami yang sepengajian. Ya, Bang Pul adalah salah seorang saudara kami dalam menuntut ilmu agama di salah satu mushala di Kota kami. Beliau mempunyai pribadi yang sangat peduli kepada saudaranya yang lain. Walaupun hidupnya sangat sederhana tetapi selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik seperti yang diperintahkan agama.
Tutur katanya yang lembut menjadikannya sebagai sangat dihormati disamping ketajaman pemikirannya. Walaupun pendidikannya hanya selepas SMA, beliau mampu memberikan analisis yang tajam terhadap setiap permasalahan yang dikemukakan. Sangat cepat menghafal ilmu yang diberikan guru kami dan tidak pelit atas ilmunya. Bang Pul juga sangat rajin ibadah. Sangat benci meninggalkan ibadah wajib dan sangat suka mengerjakan yang sunat. Juga sangat suka melakukan shalat malam. Bang Pul adalah salah satu kesayangan guru kami.
Bang Pul tinggal di kontrakan rumah petak yang tidak terlalu besar dan sederhana. Bersama-sama dengan isteri dan anaknya yang masih SD yang sangat mencintainya. Dengan pekerjaannya sebagai tukang, beliau masih bisa membahagiakan keluarga walau pas-pasan. Yang paling penting kewajibannya baik terhadap Allah dan keluarga dapat dilaksanakan dengan baik.
Malang tak dapat ditolak.. Beliau didiagnosa dokter menderita kebocoran klep jantung sehingga bisa membahayakan jiwa. Setelah menjalani perawatan di rumah sakit yang menghabiskan biaya yang tidak sedikit, Bang Pul akhirnya dibawa pulang. Selanjutnya beliau menjalani pengobatan sesuai kemampuan keluarganya. Beliau juga mencoba berobat cara kampung karena keterbatasan biaya. Saudara-saudara sepengajian juga turut mengulurkan tangan agar beban tersebut bisa berkurang.
Allah memang berkehendak lain. Dia ternyata sangat mencintai hambanya yang zuhud. Selang beberapa bulan setelah itu, Yang Maha Pengasih dan Penyayang memanggilnya. Malam itu Bang Pul melakukan shalat tahajud terakhirnya. Sepertinya beliau sudah mengetahui bahwa itulah waktunya beliau berangkat. Dan tepat di dalam sujudnya, malaikat Izrail menjemput dan membawanya menghadap Yang Maha Kuasa. Sebuah hal yang sangat diidam-idamkan oleh orang-orang shaleh. Meninggal secara husnul khatimah. Ya Allah, terimalah dan tempatkanlah Bang Pul di tempat terbaik di sisi-Mu Ya Rabbi.
Dan aku berharap di akhir hayatku, Semoga Allah juga menjadikanku bisa menghadap-Nya seperti itu nantinya..
Penulis.
0 Komentar:
Post a Comment
Mohon Maaf, saya terpaksa membatasi komen di laman saya hanya untuk yang memiliki akun google, berhubung ada yang suka nge-spam di blog ini. Harap dimaklumi..