Tuesday, November 28, 2017

Cara Tetap Makan yang Halal dan Hemat di Jepang


Suatu ketika, saat istirahat makan siang di kafe tempat saya baito di sebuah hotel di daerah Tokyo Bay, saya menemukan fakta yang sering terjadi pada seorang muslim di Jepang. Teman kerja saya yang juga orang Indonesia, dengan santainya memakan menu yang menurut Islam adalah haram. Mulai dari yang mengandung babi, daging hewan yang tidak disembelih dengan nama Allah hingga yang mengandung bahan haram lainnya seperti sake, liquor, derivat bahan babi dsb.

Kondisi ini sering saya temukan pada teman-teman yang notabene muslim lainnya di Jepang.  Berbagai alasan mereka kemukakan. Mulai dari tidak ada pilihan lain, takut ngga makan lah, " selama bukan babi" lah, atau "kita serahkan kepada Yang DiAtas". Nauzubillah..

Baiklah.. untuk itu sebagai sesama muslim, kita sudah seharusnya saling mengingatkan. Ada banyak cara untuk menghindari kondisi dengan alasan seperti di atas. Yang penting ada kemauan untuk bertindak menjalankan syariat, menyadari bahwa yang haram itu dosa walaupun sedikit dan menghilangkan rasa malas dalam mengolah bahan makanan. Sekali makanan haram masuk ke dalam tubuh, akan butuh 40 hari tubuh kita menetralisirnya. Makanya selama itulah ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah SWT.

1. Cari informasi produk / bahan makanan halal dan haram.

Biasanya setiap makanan dalam kemasan sudah mencantumkan bahan-bahan pembuatnya di kemasan. Tinggal kita perlu tahu bahan tersebut apakah halal atau haram. Silakan cari tahu di website halal food jepang  : https://www.halalinjapan.com/list-of-halal-foods-in-japan.html
Penting juga untuk mengetahui makanan berbahan babi serta turunannya. Silakan cek di website ini: https://www.halalinjapan.com/blog/e-numbers-pig-fat

2. Memasak sendiri

Cara paling aman dalam membuat makanan yang halal adalah dengan memasak sendiri. Selama saya bekerja di Jepang, saya selalu mempersiapkan bento, walaupun ada kantin di tempat kerja. Rekan-rekan kerja yang bukan muslim sering heran dan bertanya tentang ini. Jadi saya tidak perlu kuatir dengan kandungan haram di makanan yang saya makan seperti yang disediakan di kantin.

Memang kadang ada masakan yang bukan daging ayam/sapi di kantin seperti daging ikan, atau seafood lainnya. Akan tetapi, chef-nya tetap menggunakan alat masak yang sama dan tidak diketahui apakah ada campuran bumbu bukan halal yang biasa digunakan di jepang seperti mirin, liquor, sake, dsb. 

3. Mengetahui restoran/tempat makan halal 

Tempat makan halal biasanya dimiliki oleh muslim baik dari negara-negara berpenduduk muslim seperti pakistan dan indonesia, juga ada yang dimiliki oleh orang jepang yang juga muslim seperti di restoran ramen halal Asakusa. Ada juga di beberapa universitas di Jepang yang sudah menakomodasi mahasiswanya yang muslim dengan menyediakan menu halal di kantin kampus. Memang restoran halal masih sangat terbatas, akan tetapi sangat dibutuhkan jika kita masih berada di luaran sedangkan perut sudah teriak-teriak minta diisi. Selain restoran, pilihan lainnya adalah kebab yang biasanya dimiliki oleh orang pakistan.

(admin)


















No comments:

Post a Comment

Mohon Maaf, saya terpaksa membatasi komen di laman saya hanya untuk yang memiliki akun google, berhubung ada yang suka nge-spam di blog ini. Harap dimaklumi..