Sepeda seperti ini sudah biasa digunakan di Jepang |
Kalau sudah mempunyai anak usia balita hingga TK di Jepang, sudah suatu keharusan kita mempunyai sebuah sepeda. Kenapa? Ada banyak alasan ..
Alasan utama, sudah tentu kita tidak mungkin menggendong si anak kemanapun karena dia akan semakin besar dan berat. Dan dia juga akan merasa kurang nyaman digendong terus. Tapi kalau dibiarkan jalan kaki, tentu juga repot. Selain lambat, risiko tersandung juga besar.
Pemerintah Jepang sangat mendukung transportasi jenis sepeda. Ini alasan kedua. Sepeda punya tempat istimewa di jalanan Jepang. Sepeda bisa dikendarai di jalan raya tapi juga bisa di trotoar. Kecepatan sepeda tentu saja lebih cepat daripada berjalan kaki. Karenanya pengendara harus lebih toleran kepada pejalan kaki.
Sepeda di Jepang bisa dilengkapi dengan kursi khusus anak di bagian depan maupun belakang. Selain itu juga ada tambahan pelindung plastik khusus untuk musim hujan. Untuk menambahkan kursi boncengan anak, bisa dibeli di toko sepeda resmi. Untuk boncengan depan harganya sekitar 12 ribu yen.
Sepeda pertama kami sewaktu di Jepang dibeli dari orang Nepal yang sudah mau pulang ke negaranya. Saya menemukan posting iklannya di website terkenal Craiglist.co.jp. Sebagai info, craiglist merupakan jembatan sangat penting bagi gaijin (orang asing) di tokyo khususnya untuk menemukan barang-barang bekas pakai tetapi tetap terawat dan bermutu. Barang-barang tersebut ada yang bisa dibeli atau malah gratis. Saya banyak menemukan banyak barang gratis lewat website ini, mulai dari boneka, hape hingga mesin cuci, kulkas dan perabot. all free. Tapi kalo sepeda gratis dan bagus memang susah nyarinya. Tapi akhirnya kepincut juga sama sepeda Bridgestone dengan tempat duduk anak di belakang seharga 14.000 yen. Lumayanlah, soalnya kalo barunya aja bisa diatas 15 ribuan, tanpa kursi anak.
Cuma kurang beruntungnya saya kalo buat ngambil barangnya jauh banget dari apato. Kalo naik kereta sekitar 45 menit, ganti kereta 2 kali, turun di stasiun kecil sekitar 2 kilometer dari stasiun Ikebukuro. Setelah transaksi dan mencek kondisi, saya bisa membawa sang sepeda pulang. Cuma jalannya itu lho, jauuuh banget. Tapi demi anak, tetap harus dijalani.
Perjalanan dimulai, melewati kawasan perumahan apato, pusat kota, perkantoran, melintasi jembatan kereta yang panjang, jalan kecil mendaki dan turunan yang panjang sekali rutenya. Ditemani tablet, Alhamdulillah dengan guide GPS nya, saya bisa menemukan jalan pulang. Perjalanan selama dua jam semakin membantu saya mengenali kota Tokyo. Kota ini bener-bener nyaman untuk dijelajahi, jauh berbeda dengan kota-kota besar di ... maaf tidak menyebutkan merk.
Nah, setelah kita memiliki sepeda, kita harus alih register atau alih nama di toko sepeda terdekat. Dan tentunya mulai membiasakan diri menjelajah dengan menggunakan kendaraan ini di jalanan Tokyo.
Sepeda pertama kami sewaktu di Jepang dibeli dari orang Nepal yang sudah mau pulang ke negaranya. Saya menemukan posting iklannya di website terkenal Craiglist.co.jp. Sebagai info, craiglist merupakan jembatan sangat penting bagi gaijin (orang asing) di tokyo khususnya untuk menemukan barang-barang bekas pakai tetapi tetap terawat dan bermutu. Barang-barang tersebut ada yang bisa dibeli atau malah gratis. Saya banyak menemukan banyak barang gratis lewat website ini, mulai dari boneka, hape hingga mesin cuci, kulkas dan perabot. all free. Tapi kalo sepeda gratis dan bagus memang susah nyarinya. Tapi akhirnya kepincut juga sama sepeda Bridgestone dengan tempat duduk anak di belakang seharga 14.000 yen. Lumayanlah, soalnya kalo barunya aja bisa diatas 15 ribuan, tanpa kursi anak.
Cuma kurang beruntungnya saya kalo buat ngambil barangnya jauh banget dari apato. Kalo naik kereta sekitar 45 menit, ganti kereta 2 kali, turun di stasiun kecil sekitar 2 kilometer dari stasiun Ikebukuro. Setelah transaksi dan mencek kondisi, saya bisa membawa sang sepeda pulang. Cuma jalannya itu lho, jauuuh banget. Tapi demi anak, tetap harus dijalani.
Perjalanan dimulai, melewati kawasan perumahan apato, pusat kota, perkantoran, melintasi jembatan kereta yang panjang, jalan kecil mendaki dan turunan yang panjang sekali rutenya. Ditemani tablet, Alhamdulillah dengan guide GPS nya, saya bisa menemukan jalan pulang. Perjalanan selama dua jam semakin membantu saya mengenali kota Tokyo. Kota ini bener-bener nyaman untuk dijelajahi, jauh berbeda dengan kota-kota besar di ... maaf tidak menyebutkan merk.
Nah, setelah kita memiliki sepeda, kita harus alih register atau alih nama di toko sepeda terdekat. Dan tentunya mulai membiasakan diri menjelajah dengan menggunakan kendaraan ini di jalanan Tokyo.
No comments:
Post a Comment
Mohon Maaf, saya terpaksa membatasi komen di laman saya hanya untuk yang memiliki akun google, berhubung ada yang suka nge-spam di blog ini. Harap dimaklumi..