Sunday, July 19, 2015
Shalat Ied di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT)
Selamat Idul Fitri 1436 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin..
Setelah sebulan puasa, alhamdulillah bisa menyelesaikannya. Walau seminggu terakhir cuacanya paaanas.. cukup berat memang puasa di cuaca panas di Tokyo, berhubung udaranya yang humid sekali. Jadi siang hari kayak di sauna.
Kalau hari Raya Iedul Fitri tentu tidak afdol kalau tidak melaksanakan shalat Ied. Di Tokyo terdapat beberapa tempat untuk shalat Ied. Khusus untuk orang Indon, tentu shalatnya di Sekolah Republik Indonesia Tokyo atau SRIT. Berlokasi di Meguro, SRIT menjadi pusat kegiatan bagi rakyat kita di Tokyo. Untuk mencapai lokasi saya dan keluarga naik densha selama 30 menit disambung bus dari stasiun Meguro 10 menit dan 5 menit jalan kaki.
Suasana Iedul Fitri di SRIT kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini pengunjungnya membludak. Terakhir saya kesana, yang mau shalat tidaklah sampai harus ngantri untuk masuk. Tapi sekarang jadi harus berbaris dulu sampai jauh keluar gerbang masuk. Kalau diperhatikan tahun ini anak-anak mudanya makin banyak bertambah. Sepertinya mereka yang ikut program magang atau sekolah bahasa. Akibatnya tahun ini ngga ada lagi yang jualan makanan khas Indonesia lantaran ngga tersedianya ruang yang cukup untuk itu. Yaah.. pupus deh harapan icip-icip penganan khas.
Untuk laki-laki shalatnya di gedung aula lantai 2 dan untuk perempuan di lantai 1. Pas masuk, ruang aula sudah hampir penuh. Saya ikut kloter kedua pukul 8. Kloter pertama sudah selesai, dimulai jam 7 pagi. Celingak celinguk, ketemu deh beberapa wajah yang familiar. Biar ntar sehabis shalat bisa bermaaf-maafan dengan orang-orang yang dikenal. Sambil menunggu shalat dimulai, jepret-jepret sedikit. Setidaknya bisa mengabadikan sedikit suasana di ruangan ini.
Shalat Ied dalam pelaksanaannya sama dengan di Indonesia. Berbeda kalau saat saya shalat di Mesjid Camii Tokyo. Karena itu mesjidnya orang Turki, jadi pelaksanaannya mengacu pada tata cara di Turki, termasuk shalat Ied. Sedikit berbeda dalam hitungan takbirnya di Indonesia, jadi saya cukup bingung saat pertama shalat di sana. Tapi kalau di mesjid As Salam Okachimachi dan Mesjid Otsuka, tidak berbeda dengan kita. Dan yang penting adalah ceramahnya. Walau saya ngga masalah dengan bahasa Inggris (hehe.. karena biasa berbahasa Inggris disini), tetap saja kalo ceramah yang disampaikan dengan bahasa Indonesia terasa lebih sreg.
Selesai shalat, selanjutnya saya dan keluarga memenuhi undangan ke wisma Indonesia. Undangan halal bihalal yang tentunya juga mencicipi makanan khas kita. Cukup jauh emang, jalan kaki 20 menitan lah dari SRIT. Tapi karena jalannya rame-rame keluarga dan teman-teman jadinya ngga terasa capek.. Jadinya orang-orang Indonesia dari SRIT long march, memenuhi jalur ke wisma Indonesia.
beberapa ratus meter menuju lokasi, byuur.. turun hujan lebat. waduh, mana belum prepare dengan baik lagi sama payung. Basah-basahan dah karena 1 kecil payung dibagi 3, saya, anak dan isteri. Ya, perjuangannya cukup berbuah manis. Masing-masing kita dapat semangkok lontong sayur. Bumbunya terasa Padang banget nih. Serasa pulang kampung hehehe..