Wednesday, November 07, 2012

Sistem Handphone di Jepang

Saat ini handphone (selanjutnya disingkat HP) bukan lagi dianggap sebagai barang mewah namun merupakan barang kebutuhan yang dianggap wajib untuk dimiliki terlepas apakah tujuannya adalah sepenuhnya berfungsi sebagai alat komunikasi atau sekedar sebagai gaya hidup semata.

Jujur saya tidak tahu banyak tentang Hp, jadi mungkin ini adalah satu satunya tulisan saya yang paling jelek dari yang terjelek karena ditulis hampir tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup. Tambahan lagi saya adalah orang yang gagap teknologi alias gaptek. Hp yang saya miliki tidak lebih dari untuk telphone semata. Fasilitas lain seperti kamera, musik atau internet hampir tidak pernah saya gunakan. Bahkan parahnya, di tangan saya benda kecil ini lebih sering off dibandingkan on, apalagi ketika hari libur.

Bersama ini saya tertarik untuk menulis topik tentang Hp bukan untuk bercerita atau adu argument tentang pentingnya memiliki sebuah Hp namun ingin bercerita tentang berbagai hal menarik dari system per HP an di negara Jepang yang sepertinya sedikit berbeda dengan system yang ada di Indonesia. Apa saja perbedaan itu silakan di baca selengkapnya di bawah ini.


Tidak mengenal voucher isi ulang

Hp di Jepang prinsipnya adalah pasca bayar, jadi tidak ubahnya dengan telphone rumahan. Semua Hp yang dibeli di Jepang umumnya sudah termasuk nomor telphone sekaligus, selanjutnya tinggal pembayaran bulanannya saja. Jadi mungkin mirip Flexi kalau di Indonesia. Dengan sistem ini, tentu saja toko penjualan pulsa dan sejenisnya praktis tidak ada. Penjelasan mudahnya, Hp di Jepang tidak mengenal sistem gonta ganti sim card. Jadi tempat slot sim card pada bagian belakangnya "nyaris tidak ada" atau namun dalam posisi yang tersebunyi yang dijamin tidak bisa dilepas dan dipasang dengan mudah.

Jadi selain tidak ada toko tempat jual beli sim card, pencurian Hp, jual beli Hp bekas dan sejenisnya menjadi tidak umum dilakukan. Hp yang sudah di blok nomornya oleh pemilik aslinya, maka otomatis Hp tersebut tidak akan biasa dimanfaatkan oleh orang lain. Dulu kalau tidak salah, beberapa provider di Jepang juga pernah menerapkan fasilitas Hp isi ulang (pra bayar) seperti di Indonesia namun kurang begitu populer dan sekarang sudah tidak ditemukan lagi.

Membeli Hp berarti memilih provider

Membeli Hp identik dengan membeli provider bukan membeli merek hp seperti yang umumnya kita kenal. Jadi percakapan standard antar orang Jepang tentang Hp bukanlah merk Hp-nya atau apa kartu vouchernya namun apa nama providernya. Provider adalah perusahaan pengelola jaringan Hp. Ada 3 perusahaan provider Hp yang umum digunakan yaitu Softbank, AU KDDI, dan NTT Docomo. Jadi pertanyaan seperti "Hpnya pakai apa ?" Jawabanya adalah salah satu dari ketiga provider tersebut.

Merek adalah bagian terakhir. Merek yang umum tersedia adalah Sharp, Panasonic, Toshiba, NEC, Samsung, Nokia, Casio dan Kyocera. Beberapa merk Hp seperti Sony Ericsson, Nokia, Siermen, Motorolla dan bahkan BlueBerry kurang begitu populer atau bahkan nyaris tidak beredar di negara tersebut.


Diikat kontrak jual beli

Dalam sistem Hp di Indonesia, memiliki sebuah Hp sangatlah mudah dan bebas. Asal punya uang, siapapun bisa membelinya, termasuk juga bebas untuk dijual atau dipindah tangankan. Sedangkan di Jepang berlaku aturan yang sedikit berbeda atau bahkan bisa dikatakan sebaliknya. Karena mereka menganut sistem pasca bayar maka seperti layaknya telphone rumahan, maka kita harus mengisi berbagai macam formulir, mengisi biodata, rekening bank dan terakhir kita diharuskan untuk menanda tangani kontrak selama waktu tertentu yang biasanya dua tahun.

Kalau seandainya pihak pengguna berhenti berlangganan sebelum masa kontrak habis maka pengguna diharuskan membayar sejumlah denda dalam jumlah tertentu. Kasus lain, kalau kita menjual atau memberikannya pada orang lain maka tagihan akan tetap dibebankan ke rekening bank kita. Duh, susah juga ya membeli Hp di Jepang.

Sekilas terlihat ruwet dan mahal, namun system ini juga memiliki sejumlah keuntungan salah salah satunya adalah mempersempit ruang gerak pelaku kriminal karena semua nomor Hp bisa dilacak kepemilikannya. Kemudian keuntungan lain adalah harga Hp yang lebih murah atau bahkan tidak jarang gratis alias 0 yen. Untuk bagian terakhir ini akan ditulis lagi lebih lengkap di bagian bawah.



Tidak bisa mengirim SMS ?

Ah, yang benar ! Benar, handphone di Jepang tidak bisa digunakan untuk mengirim SMS dengan mudah layaknya Hp di Indonesia. SMS hanya bisa dikirim antar provider yang sama. Ibarat pengguna kartu Simpati hanya bisa kirim SMS ke pengguna Simpati doang. Jadi rugi dong ! Sudah tidak dijual bebas, tidak ada voucher isi ulang tidak bisa SMS lagi. Sebagai gantinya mereka mengenal sistem mail, jadi SMS harus dikirim lewat mail bukan lewat nomor Hp. Semua Hp di Jepang pasti memiliki alamat mail untuk mengirim pesan singkat. Jadi walaupun kita tahu nomor Hp seseorang, kalau kita tidakh tahu alamat mailnya maka SMS tidak akan bisa kita kirim.

Cara kirim dan terimanya sama saja dengan SMS biasa, bedanya hanyalah nomor Hp sebagai alamat yang dituju, diganti dengan alamat mail. System ini mempunyai kekurangan sekaligus juga memiliki kelebihan. Dengan sistem mail ini, pesan singkat bisa dikirim tidak terbatas hanya lewat Hp saja, namun bisa juga lewat wartel atau personal komputer. Bahkan saat Anda berada di luar negeri sekalipun, asal ada jaringan internet, Anda sudah bisa mengirim pesan singkat dengan parter atau keluarga Anda. Dengan sistem SMS jelas hal ini tidak bisa atau membutuhkan biaya yang sangat besar untuk melakukannya. Namun tentu saja kalau kita jarang atau bahkan tidak akan pernah berpergian keluar negeri jelas system SMS yang ada sekarang adalah yang terbaik.

Mail Hp yang dimaksud sama persis fungsi dan kegunaannya dengan mail yang biasa Anda kenal seperti yahoo misalnya. Adapun ciri khas dari mail Hp di Jepang adalah mempunyai nama belakang salah satu dari tiga provider yang ada. Contohnya : zzzzzz@docomo.ne.jp kalau kita memakai provider Docomo, kemudian xxxxx@softbank.ne.jp untuk provider Softbank dst. Alamat mail juga bisa diganti atau diubah kapan saja kalau dirasa perlu. Karena semua Hp terbaru di negara tersebut sudah bisa dipakai untuk mengakses internet, maka mengirim ataupun menerima pesan singkat juga bisa dilakukan lewat mail standard yaitu yahoo, hotmail dll.


Hp gratis !

Ini mungkin adalah bagian yang menarik. Seperti halnya di hampir semua negara maju lainya, harga sebuah hp biasanya cukup murah bahkan tidak jarang bisa didapatkan dengan gratis. Namun tentu saja hanya berlaku untuk model tertentu saja yang biasanya adalah Hp model lama. Namun walaupun model lama, bukan kuno dan murahan, karena setidaknya masih berukuran kecil dan tipis dan minimal sudah memiliki fasilitas kamera.

Untuk Hp model terbaru dengan berbagai fasilitas menarik seperti TV, game, layar sentuh, internet dan berbagai fasilitas terbaru lainya tentu saja berharga mahal. Namun, semahal mahalnya harga barang elektronik di Jepang tetap saja terhitung murah karena sudah "disubsidi" oleh pihak provider jadi bisa dibeli dengan harga murah dan dicicil dan pembayaraanya cukup dibebankan pada setiap tagihan tiap bulan.

Untuk Hp gratis yang disebutkan di atas, sering menimbulkan salah pengertian dari beberapa rekan saya karena di asumsikan bisa di ambil dan dimanfaatkan di Indonesia. Sekali lagi, Hp di Jepang sama dengan telphone rumah jadi tanpa berlangganan atau mendaftar tentu Hp gratis ini tidak akan bisa dibawa pulang begitu saja. Jadi mirip dengan kasus helm gratis kalau beli sepeda motor.



HP bekas ? Lupakan saja

Toko yang menjual HP bekas hampir hampir tidak umum ditemukan di negara ini. Satu satunya tempat tempat bursa Hp yang masih bisa ditemukan sekarang ini adalah di internet auction. Saya kurang begitu paham motif dan tujuan jual beli Hp bekas jenis ini, karena dengan harga yang jauh lebih murah atau bahkan 0 yen kita sudah bisa mendapatkan Hp baru. Disamping itu Hp tersebut tidak akan bisa dipasang dengan card lain selain dari provider yang sama.

Kalau tidak salah, sepertinya Hp yang paling banyak ditawarkan adalah jenis atau model tertentu, Hp yang dibeli di luar negeri dan tidak bisa dipakai di negeri Jepang, atau Hp yang bisa dipakai yang sudah di unlock atau card free jadi bisa dipasang dengan kartu apa saja. Jadi konsumen terbesarnya sepertinya adalah orang asing atau setidaknya akan dipakai di negara luar Jepang.


Beli Hp bagi orang asing

Diperlukan beberapa persyaratan standard yaitu ID card dan buku rekening bank. Persyaratan lain adalah surat jaminan dari perusahaan atau tempat bekerja, sekolah atau orang lain. Jadi tagihan rekening telephone yang mungkin tidak terbayar akhir bulan akan dibebankan atau ditagih ke pihak penjamin. Sedangkan syarat lain seperti kontrak 2 tahun adalah sama saja. Jadi bisa dibayangkan betapa ruwetnya untuk memiliki sebuah Hp di negara tersebut.


Pindah provider berarti ganti nomor ?

Pindah provider berarti otomatis ganti nomor baru. Hal ini sepertinya berlaku juga untuk sistem kartu seperti di Indonesia. Namun sekarang dengan diberlakukannya system MNP (Mobile Number Portability) bulan Oktober 2006 maka nomor lama tetap bisa kita pertahankan ketika pindah ke provider baru.


Harga pulsa bervariasi


Harga pulsa sangat bervariasi tergantung pada beberapa hal seperti pulsa yang dibayar oleh pelajar berbeda dengan pulsa masyarakat umum. Kemudian ada juga provider yang menerapkan pulsa gratis 24 jam untuk telephone antar keluarga, disount pada jam tertentu, gratis sms antar provider yang sama dll.

Seseorang yang setia menggunakan provider yang sama untuk jangka waktu yang lama biasanya akan mendapatkan pulsa harga special dengan discount sampai 30%. Pelanggan setia yang sudah menggunakan provider tertentu untuk jangka waktu lama yang berniat mengganti Hp dengan model yang lebih baru kadang bisa mendapatkannya sebuah hp baru dengan tanpa harus membayar sama sekali dengan model yang cukup baru. Jadi bukan hp model lama seperti yang saya sebutkan "Hp gratis" di bagian atas Jadi bisnis Hp di Jepang persaingan memperebutkan pelanggan sangat keras dan menawarkan beragam paket menarik untuk tetap bisa mempertahannkan pelanggan.


Larangan dan etika penggunaan Hp
Larangan penggunaan Hp biasanya diberlakukan di tempat tertentu seperti transportasi publik yaitu kereta api dan bus serta tempat lainya yang mungkin sudah umum diketahui seperti konsert, gedung bioskop dan lain lain. Umumnya larangan ini tidak mengikat secara hukum namun umumnya lebih bersifat etika atau manner.

Selain itu, kebanyakan sekolah menengah di Jepang menerapkan aturan pelarangan menggunakan Hp di areal sekolah bagi siswanya. Penggunaan Hp bagi siswa di lingkungan sekolah dianggap tidak terlalu bermanfaat sehingga kebanyakan sekolah di Jepang melarang siswanya membawa Hp dalam kelas atau selama pelaksanaan belajar. Jadi Hp harus disimpan di locker masing masing. Untuk urusan komunikasi ataupun situasi darurat, penggunaan telephone sekolah dianggap sudah memadai. Peraturan ini membuat cukup banyak orang tua yang keberatan karena Hp, selain sebagai alat komunikasi juga sebagai alat pelacak posisi anak karena adanya fungsi GPS (Sistem Penentuan Posisi Global). Selain keberatan dari pihak orang tua, keberatan tentu saja datang dari siswa itu sendiri. Sekedar tambahan bisa saya tuliskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cabinet Office, 31 persen siswa SD, 58 persen siswa SMP dan 96 persen siswa SMA pada saat ini menggunakan telepon seluler.



HP Jepang bisa dipakai di Indonesia atau sebaliknya ?

HP Jepang di Indonesia

Ini adalah bagian yang paling menarik dan paling sering ditanyakan. Kalau Hp tersebut adalah Hp khusus dalam arti dari awal dibeli untuk pemakaian International, dipakai di Indonesia namun rekening tagihan dibayar di Jepang, jelas tidak ada masalah sama sema sekali. Tentu saja kita tidak membicarakan Hp jenis ini, namun Hp standard dalam arti digunakan sepenuhnya di Indonesia seperti layaknya Hp biasa. Secara umum jawabannya adalah tidak bisa. Hal ini disebabkan karena :

Perbedaan system, frekwensi atau gelombang yang dipakai yaitu GSM CDMA untuk di Indonesia dan WCDM untuk di Jepang
Semua Hp yang dipasarkan di Jepang adalah dalam kondisi di"Lock" atau dikunci oleh pihak provider jadi praktis hanya bisa digunakan di negara Jepang saja. Bagian terakhir inilah yang paling utama yang menyebabkan Hp tersebut nyaris tidak bisa digunakan di negara lain.

Namun, tunggu dulu, jawaban di atas adalah jawaban standard. Bagian terpenting yang sudah di Lock ternyata masih bisa "di utak-atik". Jadi dengan membuka "kunci" tersebut atau istilah lainya "Unlock Hp" maka simsalabim, Hp Jepang yang nyaris menjadi sampah di negara kita bisa berfungsi normal layaknya Hp lainya. Tentu saja, untuk melakukannya tidaklah mudah dan sederhana. Diperlukan ketrampilan khusus dan juga beberapa perlatan tambahan serta chips khusus yang dibuat oleh para hacker.

Cara yang paling gampang adalah menghubungi orang atau jasa khusus yang mampu melakukannya. Terdapat banyak "perusahaan" yang menawarkan jasa ini yang bisa Anda search lewat internet. Harga yang ditawarkan untuk jasa ini bervariasi (mungkin) berkisar 400an ribu rupiah persatu Hp. Namun yang sedikit perlu diperhatikan adalah tidak semua Hp bisa di unlock jadi terbatas hanya untuk model tertentu saja. Apakah nantinya semua menu bisa berfungsi normal, kamera, video dll, silakan konsultasikan dulu dengan teknisinya. HP keluaran baru menurut para hacker relatif susah untuk di bobol.

Khusus untuk TV, kemungkinan besar tidak bisa dipakai. Indonesia menggunakan sytem PAL, untuk gelombang pewarnaannya, sedangkan Jepang menggunakan NTSC. Susahnya sering spesifikasi tersebut kemungkinan besar tidak dicantumkan dalam buku manualnya, karena memang dari awal sudah dirancang untuk dipasarkan khusus untuk di dalam negeri Jepang saja.

Hp Indonesia di Jepang

Jawabannya adalah bisa namun dengan sejumlah catatan :

Handset minimal 3G. Jepang tidak mengenal sistem jaringan GSM dan juga sistem kartu kartuan, jadi Hp dengan teknologi ini dipastikan tidak akan bisa dipakai.
Aktifkan Internasional Roaming. Hp bisa dipakai secara normal, cuma bayarannya yang menjadi tidak normal karena mau dipakai nelphone kemana saja, tetap dihitung pulsa internasional.

Alternatif :

Sewa SIM card di konter provider di Jepang. Alternatif ini mungkin lebih baik karena harga pulsa dihitung harga lokal. (Nelphone ke tanah air tetap pulsa International). Jadi cara ini relatif lebih baik dari cara di atas. Namun kendalanya, selain bahasa tentunya, adalah Anda akan mendapatkan nomor baru sehingga nomor lama sama sekali tidak bisa dipakai.
Gunakan Prepaid Phones. Namun cara ini sedikit ribet dan sedikit ketat karena memerlukan ID (domisili) Card yang jelas tidak bisa dimiliki oleh wisatawan. Beberapa counter katanya mau menerima alamat hotel sebagai verifikasi. Hp Perpaid ini harganya 5000 yen bisa dibeli di conveniece store dan berlaku selama dua bulan. Telephone akan expire setelah 4 bulan kalau tidak digunakan.
Sewa Hp di counter penyewaan Hp di bandara. Ini adalah alternatif yang sangat mudah. Karena dikhususkan untuk orang asing maka kendala bahasa sepertinya tidak akan terjadi. Harga sewanya adalah sekitar 250-1000 yen per hari. Harga pulsanya adalah 70-200 yen permenit untuk nelpon domestik, pulsa internasional menyesuaikan. Untuk nerima doang, pulsanya gratis.
Gunakan telephone umum. Sepertinya alternatif ini jarang yang mengetahuinya dan banyak yang tidak percaya. Namun yang jelas saya sudah cukup sering memakainya. Beruntung, negara ini dalam hal komunikasi menawarkan banyak kemudahan. Anda tidak perlu memakai telphone hotel yang berharga mahal, tapi cukup telphone umum. Walaupun namanya telephone umum, bisa dipakai untuk sambungan internasional. Uniknya, telphone jenis ini hanya mau menerima "coin only" untuk percakapan internasional dan tidak mau menerima telphone kartu kecuali untuk percakapan domestik. Pulsanya adalah sekitar 100 yen per satu menit. Hambatan terbesar yang selama ini saya rasakan dengan menggunakan cara ini adalah susahnya menemukan telphone umum yang relatif sepi dan tidak bising. Sebetulnya kemudahan ini, yaitu telphone umum untuk percakapan internasional juga berlaku untuk beberapa telphone umum di Indonesia dan sekali lagi, saya adalah salah satu pengguna setianya.

Catatan tambahan untuk penggunaan telephone umum di Jepang. Ada dua jenis telephone umum di Jepang yaitu berwarna abu abu dan warna hijau. Jenis pertama bisa dipakai untuk telephone internasional tanpa perkecualian sedangkan yang berwarna hijau sebagian ada yang bisa dan sebagian tidak. Biasanya ada keterangan berbahasa Inggris tercantum di dekatnya. Telephone yang berada dalam rumah box di pinggir jalan, warna apa saja biasanya pasti bisa dipakai untuk percakapan internasional. Cuma kendalanya adalah bising tadi.

Jadi mungkin disinilah letak keunggulan sistem SMS berbasis email karena pesan SMS bisa dikirim lewat komputer yang bisa dipakai gratis di lobby hotel atau bandara.



Sumber: http://nihongostudio.do.am

2 comments:

  1. di jepang memang unik ya, apalagi handphonenya kebanyakan modelnya sama tapi lucu-lucu, tanpa sms tapi kirim lewat e-mail..

    ReplyDelete
  2. Maaf, baru reply, kelamaan bolos hehehe..
    kalau kontrak hape tidak diputuskan saat pulang kembali ke negara asal, dampaknya sih bagi kita secara langsung tidak ada, karena tidak ada penagihan lagi. Akan tetapi, nomor anda (dan ID anda) akan di black list setelah melewati jangka waktu yang ditetapkan. Anda akan kesulitan untuk memakai layanan dari provider yang sama. Tentu akan berimbas juga dengan pemakai dari negara yang sama, karena provider tersebut akan akan lebih sangat berhati-hati menerima pelanggan dari negara orang ter-black list tersebut. Itu seperti sudah blue printnya orang jepang..

    ReplyDelete

Mohon Maaf, saya terpaksa membatasi komen di laman saya hanya untuk yang memiliki akun google, berhubung ada yang suka nge-spam di blog ini. Harap dimaklumi..